Sejarah Panjang Plastik

Pemahaman yang menyeluruh mengenai sejarah plastik penting agar kita dapat memanfaatkannya dengan baik di masa kini.

Apa sebenarnya plastik itu? Dari mana asalnya? Dan, ke mana plastik akan pergi? Untuk memanfaatkan plastik dengan bijaksana dan mengambil keputusan yang aman bagi masa depannya, pemahaman sejarah lengkap plastik dari sisi ilmiah sangat diperlukan–inilah yang kami sebut sebagai “sejarah panjang plastik”.

Seiring waktu, kita pun semakin tahu bahwa kisah plastik tidak berakhir ketika kita membuangnya. Menurut para ilmuwan, semakin banyak plastik diproduksi, dibuang, mencemari biosfer, dan membahayakan berbagai jenis makhluk hidup.

Namun, penting untuk dipahami bahwa kisah plastik juga tidak berawal di pabrik. Sesungguhnya, asal mula plastik dapat ditelusuri hingga jutaan tahun yang lalu di Bumi yang tandus, yang mungkin tidak akan kita kenali. Bahkan, molekul karbon dalam plastik modern berperan penting dalam mewujudkan biosfer Bumi yang subur dan memiliki keanekaragaman hayati yang kita kenal saat ini.

Seperti yang akan Anda lihat, banyak yang dapat kita pelajari dari cara planet kita yang dulunya tandus–secara perlahan namun pasti–memadatkan karbon, menyimpannya, dan menghasilkan siklus ekologis yang sangat kaya. Dari sudut pandang jangka panjang ini, kita akan memahami bahwa letak masalahnya bukan di plastik. Sebaliknya, ini adalah titik awal kita untuk meneladani prinsip ayyew Bumi yang sudah ada sejak dulu dalam kehidupan modern kita…

Pada suatu ketika…

Sekitar 3,2 milyar tahun yang lalu, organisme bersel banyak mulai belajar cara mengubah sinar matahari menjadi energi yang menggerakan kehidupan. Menggunakan fotosintesis, organisme mengubah sinar matahari dengan menyerap karbon dioksida dan memproduksi gula dari karbon tersebut untuk menyimpan energi. Ini suatu terobosan besar. Tumbuhan-tumbuhan bertumbuh besar dan menyebar ke seluruh planet. Perlahan tapi pasti, tumbuh-tumbuhan mulai mengikis karbon dari udara Bumi di masa itu.

Dua ratus juta tahun yang lalu, ketika dinosaurus mulai hidup di Bumi, tumbuh-tumbuhan sudah sangat ahli mengubah karbon. Hutan-hutan lebat menyelimuti benua, sementara itu ganggang tumbuh subur di dasar lautan. Ketika tumbuhan dan hewan mati, mereka akan jatuh ke tanah atau ke dasar laut. Seiring berjalannya waktu, seluruh zat organik yang kaya akan karbon ini terselubungi oleh sedimen.

Dengan berkurangnya kandungan karbon dari udara, atmosfer Bumi menjadi lebih tenang dan sejuk. Kombinasi antara tekanan dan waktu mengubah biomassa yang terkubur itu menjadi cadangan karbon yang terpadatkan.

 

Siklus hidup di planet ini semakin kaya dan beragam. Berkat kombinasi tumbuhan, iklim, dan geografi, terciptalah satu jenis primata tertentu dua juta tahun yang lalu. Primata ini cukup cerdas!

Lalu, pada suatu malam Zaman Es yang dingin dan gelap, manusia pertama ini berhasil membuat api. Dengan menyalakan beberapa ranting, mereka memulai proses penggabungan kembali molekul karbon dari kayu dengan oksigen di udara dalam suatu reaksi yang menghangatkan dan menerangi gua mereka.

Meskipun asap yang dihasilkan menjengkelkan, manusia semakin pandai membakar benda-benda organik. Beberapa ribu tahun kemudian, manusia menemukan cadangan karbon Bumi–dimulai dengan batu bara. Dengan menambang dan membakar batu hitam ini, mereka memperoleh kehangatan dan penerangan yang lebih baik ketimbang membakar kayu (tapi asap menjengkelkan yang dihasilkan lebih banyak lagi).

Manusia semakin pandai mengekstraksi karbon yang terpadatkan itu dan mengubahnya menjadi energi. Mereka menemukan jenis yang lain juga, seperti minyak dan gas alam. Manusia memberi benda-benda ini nama “bahan bakar fosil”.

Seiring kemajuan negara-negara modern, perekonomian mereka mulai semakin bergantung pada energi yang mudah diperoleh dengan membakar bahan bakar fosil. Pabrik-pabrik dapat dibangun dan ditenagai, sementara berbagai jenis produk baru dibuat. Semakin banyak produk yang dikonsumsi, semakin banyak pabrik yang perlu dibangun. Semakin banyak pabrik yang perlu ditenagai, semakin banyak bahan bakar fosil yang diekstraksi dan dikilang. Minyak bumi dan modal mengalir seiring bertumbuhnya perekonomian.

 

Namun demikian, cadangan karbon terpadatkan yang bersifat organik bukan ‘bahan bakar fosil’ yang ideal. Proses pengilangan minyak menyisakan residu (5-15%, tergantung minyak mentah yang digunakan) yang tidak dapat diubah menjadi bahan bakar. Residu berupa ‘naphtha’ ini mulai menumpuk karena tidak tahu harus disingkirkan ke mana.

Namun tidak lama, karena ternyata naphtha dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai hal. Dengan sedikit reaksi kimiawi, naphtha dapat dijadikan polimer, dan dengan sedikit reaksi kimiawi lainnya, polimer dapat dijadikan segala jenis bahan baru yang dilengkapi berbagai jenis sifat. Maka lahirlah plastik.

Dengan segera, manusia mulai memecahkan segala jenis masalah mereka dengan membuat beraneka benda luar biasa dari plastik. Gajah tidak lagi perlu dibunuh demi gadingnya untuk membuat bola bilyar. Anda tidak lagi memerlukan pelat perak untuk memotret. Makanan tidak lagi basi dalam hitungan hari. Plastik telah datang.

Tapi Bagaimana dengan Asapnya?

Sejak api unggun pertama manusia, pembakaran karbon yang terpadatkan telah menghasilkan asap yang menjengkelkan itu–sebagian besar berupa CO2.  Semakin banyak perekonomian yang dihasilkan oleh energi mudah dari bahan bakar fosil, semakin besar modal yang digelontorkan untuk mendorong ekstraksi, industri, dan penguraian karbon–berkurangnya kepadatan karbon pada bentuk cadangan awalnya.

Hasil kerja keras Bumi selama beberapa juta tahun terakhir dengan cepat dan semakin cepat diburai oleh manusia. Membakar beberapa batang kayu memang menghasilkan asap dan sejumlah COs, namun tumbuhan dan lautan di Bumi mampu menyerapnya kembali. Namun demikian, begitu manusia mulai mendorong perekonomian mereka dengan tenaga bahan bakar fosil, semakin banyak CO2 yang terlepaskan–melebihi yang mampu ditangani oleh Bumi.

Dan karena modal dalam perekonomian mengandalkan pembakaran ini, terjadilah lingkaran setan yang mengakibatkan lebih banyak lagi pembakaran bahan bakar fosil. Saking banyaknya karbon yang keluar dari tempat penyimpanan, keselarasan siklus ekologis Bumi mulai terganggu.

Seiring banyaknya bahan bakar fosil mentah yang diekstraksi dan dikilang oleh manusia, selalu ada sebagian kecil yang tidak dapat diproses itu. Ini mengakibatkan plastik semakin banyak dan murah. Dan seiring bertumbuhnya perekonomian petrocapital, semakin berkembang pula penggunaan dan penerapan plastik untuk melapisi dan membungkus produk.

Dengan cepat, plastik ada di mana-mana!

Sementara plastik dibeli, digunakan, dan dibuang, dinamika penguraian karbon berlanjut. Dengan area permukaan yang meluas hingga ribuan kali dibanding karbon yang terpadatkan pada awalnya, plastik sangat mudah terurai oleh berbagai elemen. Dengan cepat pula plastik berukuran mikro dapat ditemukan di laut, tanah, dan udara.

Manusia mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mendaur ulang plastik atau membuang plastik dengan benar. Namun, seberapa pun besarnya upaya mereka untuk menggunakan ulang plastik, upaya yang mereka lakukan di dalam perekonomian yang terpusat pada petrocapital hanya akan menghasilkan lebih banyak CO2 melalui pemrosesan dan penyebaran plastik yang semakin meluas ke seluruh penjuru dunia.

Menjadi jelas bagi manusia yang hidup dalam perekonomian petrocapital ini bahwa mereka harus banyak belajar dari cara planet ini memperkaya biosfer tanpa kenal lelah. Dengan mengamati suku-suku asli yang hidup selama berabad-abad dalam keselarasan ekologis dengan sekitarnya, jelas bahwa kita pun perlu banyak belajar juga dari mereka…

 

BERSAMBUNG…

Ingin tahu lanjutan ceritanya? Tunggu sampai abad berikutnya… atau tulis ceritanya sendiri lewat pilihan-pilihanmu terhadap plastik!

Belajar dari Bumi

Selama beberapa miliar tahun terakhir, kita dapat belajar banyak dari cara Bumi bertransformasi dari batu yang tandus menjadi biosfer yang subur dan luar biasa kaya. Sebagian besar dari proses ini adalah pemrosesan karbon! Evolusi tumbuhan dan satwa menghasilkan cara-cara yang semakin memperkaya pemrosesan dan mendaur karbon. Bahkan proses pemadatan karbon ini jugalah yang menyiapkan Bumi untuk ditinggali manusia. Karbon yang tersimpan ini juga merupakan hadiah yang memungkinkan kemunculan peradaban dan kemakmuran manusia modern. Dari sini kita dapat belajar bahwa…

  • Pemadatan dan penyimpanan karbon merupakan jasa ekologis berharga yang memperkaya biosfer dalam jangka panjang.
  • Cadangan karbon yang terpadatkan dapat menjadi hadiah bagi spesies dan peradaban nun jauh di masa depan.

Dari pengalaman modern, kita juga dapat menarik beberapa kesimpulan penting…

  • Mempertahankan karbon yang masih berada di bawah permukaan Bumi adalah cara paling mudah untuk mencegahnya mencapai atmosfer.
  • Ada hubungan langsung antara berjalannya perekonomian petrocapital dan penguraian cadangan karbon.
  • Ada hubungan langsung antara berjalannya perekonomian petrocapital dan produksi serta penyebaran plastik.
  • Plastik adalah salah satu bentuk bahan bakar terproses yang tetap berbentuk padat./li>
  • Pemrosesan plastik dalam sistem petrocapital justru melanggengkan penguraian cadangan karbon, pelepasan CO2, dan penyebaran plastik.
  • Plastik yang tidak bertuan di biosfer dengan cepat terurai menjadi gas-gas rumah kaca, plastik berukuran mikro, dan zat-zat beracun.

Belajar dari Suku-Suku Asli

Banyak perekonomian sepanjang sejarah manusia yang bertumbuh selaras dengan ekologi sekitarnya. Kita dapat banyak belajar dari cara mereka memandang dunia, apa yang mereka hargai, dan cara mereka memanfaatkan uang (modal).

Selama beberapa abad terakhir, suku Igorot hidup dengan keberlimpahan ekologis di wilayah kini menjadi Filipina bagian utara. Dalam pandangan mereka terhadap dunia, mereka memiliki kebajikan untuk menjaga keberlanjutan suatu tempat. Seseorang yang sukses mentransformasi lahan tandus menjadi ladang, atau ladang menjadi kebun, atau kebun menjadi hutan dijuluki “Ayyew“. Kebajikan ini setara dengan Keberanian, Kehormatan, dan Kesetiaan dalam cara pandang mereka terhadap dunia. Gagasan yang mendasari Ayyew adalah berselaras dengan siklus hingga mencapai keharmonisan yang lebih baik. Gagasan ini dapat membantu kita memahami cara kerja Bumi selama beberapa miliar tahun terakhir. Bahkan, mungkin inilah yang awalnya mengilhami suku Igorot.

Pengamanan Plastik

Plastik adalah bahan yang sangat unik sekaligus menakjubkan. Sebagai bentuk karbon padat, plastik memiliki hubungan langsung dengan masa lalu Bumi. Plastik juga memiliki hubungan langsung dengan perekonomian petrocapital yang menjadi akar penguraian karbon modern. Plastik juga merupakan salah satu bentuk bahan bakar fosil terproses yang tidak langsung dibakar dan dilepaskan ke biosfer oleh perekonomian petrocapital. Hal ini jugalah yang kami upayakan setiap hari.

Sesungguhnya inilah yang memberi peluang–yang belum pernah ada–untuk mengamankan karbon dari atmosfer dan mempercepat peralihan penggunaan plastik. GEA telah mengembangkan konsep dan kriteria pengamanan plastik sebagai jasa ekologis yang berharga. Pelajari lebih lanjut…

Referensi & Bacaan yang Direkomendasikan

Untuk versi yang lebih lengkap dari halaman ini, termasuk catatan kaki, silakan lihat Buku putih Ecobrick & Brikcoin Global Ecobrick Alliance.

Kami juga sangat merekomendasikan bibliografi penelitian proyek Story of Stuff.

 

Plastik berasal dari cadangan karbon masa lalu yang terpadatkan

Selama jutaan tahun, Bumi menyimpan biomassa purba di bawah tanah, memadatkannya, dan dengan demikian mengamankan karbon dari atmosfer.

Plastik Adalah Produk Sampingan Ekonomi Petrokapital

As petroleum has been refined into the fuels that power our economies, the leftovers chemicals are ideal for producing plastics, resulting in an abundance of cheap plastic being produced.

Mengapa Ecobrick?

Ecobrick mengamankan plastik & C02 dari biosfer. Ecobrick meningkatkan kesadaran ekologis. Dan banyak lagi!

Alasan Kita Mengemas

Regeneratif

Ecobricking is a what we call a regenerative technology. Rather than “sustaining” the status quo, we’re careful that everything we do re-greens rather than greys.

Our Principles

Pengamanan Plastik

Ecobricking puts plastic on a safe and secure millennial road out of industry and out of the biosphere.

Learn More

 

“Masalah adalah solusi dari masalah itu sendiri”
– Bill Molinson, prinsip pertama permakultur.

 

 

“Plastik tidak bisa dibilang baik atau buruk. Plastik hanyalah cerminan posisi umat manusia dalam perkembangan kesadaran bersamanya. Dengan bercermin, ada peluang yang menunggu untuk kita raih dan transformasikan.”

– Russell Maier, Anggota Pendiri GEA